Sabtu, 04 Maret 2017

Check It Out! Menjadi Pribadi yang Menyenangkan

Hi, Guys


Image result for hubungan pertemanan yang kurang baik
http://www.hipwee.com/


Teman kamu tidak mendengarkan kamu yang lagi bercerita, justru balik cerita bla bla bla tentang dirinya sendiri?
Yup, memang ada lho tipe orang yang seperti itu di dunia ini. Mungkin sebagian dari kamu justru bilang, "Yang begitu alias karakter yang begituan banyak banget kalee di dunia ini."

Memang tidak bisa dipungkiri karakter-karakter itu pasti eksis dalam kepribadian banyak orang. Super sulit diatasi oleh orang itu sendiri karena karakter itu seakan berjalan mengalir sendiri, kayak mesin otomatis gitu :). Tapi akan menjadi sesuatu yang bijak bila kita bisa menghilangkan karakter 'cerita bla bla bla tentang diri sendiri' saat berinteraksi dengan siapapun. Kenapa? Pastinya, buat kenyamanan masing-masing. Kamu nyaman bicara dengan konten yang tidak berbelit-belit dan temanmu bisa lebih nyaman karena kamu tidak bicara ngalor ngidul yang parahnya hanya membicarakan kamuuu terus. Oke?

Nah, dengan begitu kamu bisa menjadi pribadi yang setidaknya tidak ngebuat orang lain jengah padamu. Check It Out! Menjadi pribadi yang menyenangkan buat teman juga orang lain.

Dengarkanlah mereka yang sedang bicara
Ini penting. Persentasenya...mmm...70%, ya begitulah kira-kira. Kamu ngomel dalam hati setengah mati enggak saat kamu bicara, temanmu justru fokus pada yang lain? Apalagi malah fokus sama layar gadget-nya? Ya, begitu gambarannya. Pepatah Jawa mengatakan : "aja nyiwit yen kowe ora gelem diciwit." Artinya, "Jangan nyubit kalau kamu enggak mau dicubit." Pas, 'kan? Intinya, dalam beriteraksi kita perlu menghargai hak-hak orang lain.
Apapun aktivitasmu detik itu, saat temanmu memanggil, atau mencurahkan hati, atau berkeluh kesah, hentikan sebentar dan tatap air mukanya. Tatap matanya. Berikan simpati pada cerita-ceritanya dan pandai-pandailah memposisikan diri. Jangan kamu isi dengan lelucon CRISPYY kalau dia curhat tentang hal yang menyedihkan. Dia mungkin bakalan ilfil dan merasa enggak perlu curhat ke kamu lagi, karena apa? Yes, you just played around! Tunjukkan wajah senangmu saat menghadapinya, jangan dimonyong-monyongin tuh mulut karena ekspresimu menandakan kamu bersedia atau tidak mendengarkan dia.
Tanyakan padanya apa yang bisa kamu lakukan biar everything goes better tentang masalahnya. Dan one thing : tahan diri untuk bercerita satu tahun lamanya tentang pengalamanmu yang mungkin serupa dengan masalahnya, kecuali dia memintamu. Dengan begitu, kamu akan menjadi lebih baik. Menjadi pribadi yang menyenangkan tidak harus muluk-muluk dengan apa yang kamu punya. Kamu cukup dengan supel, easy-going, dan good listener. Mereka akan datang padamu lagi, lagi, dan lagi. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu sedang bermetamorfosis menjadi pribadi yang baik plus menyenangkan buat orang lain.

Tuluslah
Eiitt, bukan tulus yang penyanyi bersuara emas itu lho. Tulus di sini adalah bagaimana kamu bersikap pada mereka. Teman-teman. Siapa saja. Mereka akan lebih berpikir positif padamu kalau apa yang kamu lakukan bukan semata-mata karena hal lain, namun itu murni karena that is you. Yupp, karena itu dirimu. Kamu hanya ingin melakukan apa yang kamu bisa dan meringankan beban orang lain. Itu saja. Dan orang lain akan menilaimu dengan baik. Namun, dengan begitu bukan berarti kamu dikatai terlalu baik dan naif. Dua hal itu berbeda. Menjadi seseorang yang tulus berarti you give anyone without asking a going-back favor. Itu jauh lebih baik di mata Tuhan. Orang boleh menilai namun Tuhan lebih tahu hati seseorang. Mulailah menjadi pribadi yang menyenangkan dengan TULUS.

Dewasa
Bagi kebanyakan orang, yang satu ini agak sulit dilakukanmenjadi seseorang yang dewasa, bukan hanya besar badannya secara fisik namun juga psikisnya. Kamu bisa dikatakan dewasa jika umurmu sudah 18 tahun ke atas, mungkin, atau jika kamu mampu me-manage diri, dan jika kamu mampu menyikapi segala persoalan hidup. Bersikap dewasa bukan berarti kamu adalah pribadi yang serius dan robotik alias The Stiff, si kaku. Rilekslah dengan lingkunganmu. Bergaullah sewajarnya. Tersenyumlah saat kumpul teman-teman sebaya. Bercandalah dalam intensitas yang cukup. Pintar-pintarlah menjaga perasaan orang lain. Hentikan kebiasaan joking yang melukai hati temanmu. Dan jangan timbulkan sisi humorismu kalau situasi memang tidak mendukung guyonanmu, mungkin memang karena itu situasi yang serius. Situasi yang demikian butuh kepribadianmu yang dewasa, yakni memposisikan diri. Yuup, menjadi pribadi yang dewasa bukan mie instan lho, perlu diingat!! Ia butuh waktu dan proses. Perlahan namun menemukan titik kepastian akhirnya. Dewasa perlu pengalaman dan tantangan sehingga pikiranmu semakin terbuka. Orang bilang, semakin banyak masalah menyambangimu, sebenarnya kamu semakin ditantang seberapa berani kamu menghadapinya dengan dewasa. That's why unknown peoples told 'Experience is a best teacher".


That's all I can say. Itu beberapa hal yang bisa aku katakan tentang menjadi pribadi yang menyenangkan. Di luar tiga hal di atas, cara menjadi pribadi yang menyenangkan masih ada banyak. Bahkan jika kamu enggak nemuin cara selain tiga hal tersebut, coba kembali pada dirimu dan tanyakan pada nuranimu. Semoga bermanfaat. . .
Thanks